Meski sudah memiliki empat label busana; Itang Yunasz, Tatum, Preview, dan Marrakech; perancang senior Itang Yunasz masih terus berkarya dan memberikan kontribusi pada dunia fashion Indonesia.
Sejak tahun 2000, Itang memang lebih banyak mendesain busana muslim. Sejak saat itu namanya dikenal sebagai salah satu desainer busana muslim yang up to date. Busana tertutup dan santun kini menjadi ciri khasnya.
Koleksi busana ini memang mengadaptasi gaya bohemian dan cutting baju yang longgar. Beberapa menggunakan aksen gembung di bagian tangan. Busana kaftan, tunik, celana harem, dan legging, menjadi item yang banyak ditemukan pada koleksinya. Baju-baju tersebut umumnya memakai bahan jersey, katun, katun polyester, dan sifon.
Tahun lalu label ini berjaya dengan motif cetak tenun Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat. Kali ini Itang menghadirkan motif dari suku Dayak di Tanah Borneo.
Motif Tribal dari pedalaman Kalimantan meski terlihat sangat sederhana namun sesungguhnya kaya unsur geometris yang tiada habis untuk dikembangkan.
Selain motif geometris Dayak yang diaplikasika dengan teknik cetak di atas beragam bahan, Itang juga menerapkan motif Manggarai dari Nusa Tenggara. Tampaknya Itang juga menyajikan ragam busana ini yang dihadirkan dalam satu warna utuh dan polos, permainan gradasi warna, sampai permainan motif garis yang berbeda warna. Beberapa koleksinya tampil dengan aksen payet maupun mote, meskipun tidak terlalu ramai.
Menurutnya, koleksi ini sangat universal, dalam arti bisa digunakan langsung, dipadupadankan, maupun dikreasikan dengan busana tertutup untuk perempuan yang berkerudung. Atau bisa juga dikenakan secara tunggal dan dipadupadankan dengan celana pantalon atau celana panjang berpipa lurus, celana capri hingga legging. Lalu rok lurus dan melebar. Banyak juga yan non muslim mengenakan koleksi ini.
Dia mengatakan koleksi Kamilaa ditawarkan dengan harga yang cukup terjangkau, berkisar Rp 179.000 sampai Rp 500.000 untuk setiap potong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar