Selasa, 21 Januari 2014

Profil Bengkayang

Kabupaten

Kabupaten BENGKAYANG

Profil | Sejarah | Arti Logo | Nilai Budaya

Profil

Nama Resmi :Kabupaten Bengkayang
Ibukota :Bengkayang
Provinsi :Kalimantan Barat
Batas Wilayah:Utara: Kabupaten SambasSelatan: Kabupaten Landak dan Kota PontianakBarat: Laut Natuna dan Kota SingkawangTimur: Kabupaten Sanggau dan Serawak Malaysia
Luas Wilayah:
5.075,48 Km²
Jumlah Penduduk:
258.887 Jiwa 
Wilayah Administrasi
Website
:

:
Kecamatan: 17, Kelurahan: 2, Desa : 126

http://www.bengkayangkab.go.id
  

(Permendagri No.66 Tahun 2011)

Sejarah

Kabupaten Bengkayang pada masa penjajahan Belanda merupakan bagian dari wilayah Afdeling Van Singkawang. Pada waktu itu, dilakukan pembagian wilayah administrasi Afdeling yang daerah hukumnya meliputi:
  • Onder Afdeling Singkawang, Bengkayang, Pemangkat, dan Sambas (daerah Kesultanan Sambas)
  • Daerah Kerajaan/Panembahan Mempawah
  • Daerah Kerajaan Pontianak yang sebagian daerahnya adalah Mandor.
Setelah Perang Dunia II berakhir, daerah tersebut dibagi menjadi daerah otonom Kabupaten Sambas yang beribukota di Singkawang. Kabupaten Sambas ini membawahi 4 (empat) kawedanan, yaitu:
  • Kawedanan Singkawang
  • Kawedanan Pemangkat
  • Kawedanan Sambas
  • Kawedanan Bengkayang
Pada masa pemerintahan RI, menurut Undang-undang No. 27 tahun 1959 tentang penetapan Undang-undang Darurat No. 3 tahun 1953 mengenai pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat (LNRI Nomor 72 tahun 1959, tambahan LNRI Nomor 1980), terbentuklah Kabupaten Sambas. Wilayah pemerintahan Kabupaten Sambas ini mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bengkayang sekarang.
Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 10 tahun 1999 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Bengkayang, secara resmi mulai tanggal 20 April 1999, Kabupaten Bengkayang terpisah dari Kabupaten Sambas. Selanjutnya, pada tanggal 27 April 1999, Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah mengangkat Bupati Bengkayang pertama yang dijabat oleh Drs. Jacobus Luna. Pada waktu itu, wilayah Kabupaten Bengkayang ini meliputi 10 kecamatan.
Keberadaan Undang-undang Nomor 12 tahun 2001 tentang pembentukan Pemerintahan Kota Singkawang mengakibatkan Kabupaten Bengkayang dimekarkan kembali dengan melepas 3 kecamatan yang masuk kedalam wilayah pemerintahan kota Singkawang sehingga tinggal menjadi 7 kecamatan. Kemudian, pada tahun 2002, Kabupaten Bengkayang kembali  bertambah menjadi 10 keca-matan dengan pembentukan 3 kecamatan baru, yaitu: Kecamatan Monterado, Kecamatan Teriak, dan Kecamatan Suti Semarang. Pada awal tahun 2004, dari 10 kecamatan yang ada tersebut, Kabupaten Bengkayang dimekarkan lagi menjadi 14 kecamatan dengan 4 kecamatan barunya, yaitu: Kecamatan Capkala, Kecamatan Sungai Betung, Kecamatan Lumar, dan Kecamatan Siding. Pada tahun 2006, dari 14 kecamatan dimekarkan kembali menjadi 17 kecamatan. Tiga kecamatan yang baru terbentuk adalah Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kecamatan Lembah Bawang, dan Kecamatan Tujuh Belas.

Arti Logo

Lambang Kabupaten Bengkayang diambil dari berbagai potensi dengan makna sebagai berikut:
 a. Makna Warna
  • Hijau muda pada keseluruhan lambang daerah, hijau tua pada tangkai bunga kapas, dan dataran kaki gunung melambang kesuburan.
  • Kuning pada matahari dan petakan sawah melambangkan kematangan.
  • Kuning emas pada warna dasar pita bertuliskan "Kabupaten Bengkayang", tangkai padi, serta buah padi melambangkan masa keemasan.
  • Merah pada sebagian perisai dan pita pengikat padi dan kapas melambangkan keberanian.
  • Putih pada bunga kapas, sebagian perisai tangkitn, mata tombak, dan sebagian pita pengikat padi dan kapas melambangkan kesucian.
  • Biru pada gunung melambangkan keteduhan, ketenangan, atau kedamaian.
  • Hitam pada polisir bingkai lambang, lis pita, tulisan Kabupaten Bengkayang, angka "1999", gagang tombak, dan tangkitn melambangkan ketegasan dan kesatriaan.
 b. Makna Gambar
  • Matahari dengan tujuh belas pancarannya melambangkan tanggal tujuh belas sebagai tanggal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Padi dan kapas melambangkan sandang dan pangan yang menggambarkan kemakmuran dan kesejahteraan yang menjadi tujuan seluruh masyarakat Kabupaten Bengkayang. Selain itu, kapas yang berjumlah delapan dan padi yang berjumlah empat puluh lima menggambarkan bulan dan tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Perisai, tombak, dan tangkitn melambangkan ciri khas kebudayaan masyarakat Kabupaten Bengkayang.
  • Gunung melambangkan bahwa secara geografis, Kabupaten Bengkayang terletak di dataran tinggi sehingga terdapat banyak gunung dan bukit.
  • Petakan sawah sebanyak sepuluh bidang dan angka 1999 melambangkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkayang.
  • Pita dengan empat lipatan warna merah putih yang mengikat padi dan kapas melambangkan bulan April sebagai bulan ditetapkannya Undang-undang Nomor 10 Tahun 1999.
  • Lambang-lambang berwarna hijau muda menggambarkan bahwa wilayah Kabupaten Bengkayang merupakan daerah subur yang dapat membawa masyarakat Kabupaten Bengkayang mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
  • Tulisan Kabupaten Bengkayang menunjukkan bahwa Kabupaten Bengkayang adalah salah satu wilayah dalam Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan daerah otonom.
  • Semboyan "Adil Ka Talino" yang secara lengkap berbunyi "Adil Ka Talino, Bacuramin Ka Saruga, Basengat Ka Jubata" memiliki arti bahwa dalam memberikan pelayanan terhadap sesama hendaknya bersikap adil, setiap perbuatan dan tindakan yang dilakukan harus selalu mencerminkan kebaikan, serta selalu berpedoman kepada Tuhan.

Nilai Budaya

Wisata Budaya 
a. Rumah Adat Panjang Samalantan
Rumah Adat Panjang ini terletak di Kecamatan Samalantan (jalur Bengkayang – Singkawang), dapat ditempuh dengan menggunakan roda dua
dan roda empat ; dimana jarak dari Ibukota Bengkayang ± 37,39 KM. Selain sebagai tempat ritual masyarakat dayak pada saat naik dango yang biasa dilaksanakan pada tanggal 27 April tiap tahun, juga digunakan untuk obyek wisata.
Peluang usaha :
 b. Rumah Adat Baluk
    Rumah Adat Baluk ini terletak di Kecamatan Siding desa Hli Buei dusun Sebujit, jarak dari Ibukota Bengkayang ± 134 KM, dapat ditempuh dengan menggunakan motor air selama ± 2 jam ( 15 PK ). Rumah Adat ini gunakan oleh masyakat Suku Dayak Bidayuh dalam acara ritual tahunan (nibak’ng) yang dilaksanakan setiap tanggal 15 Juni, setelah usai musim menuai padi dan untuk menghadapi musim penggarapan ladang tahun berikutnya.
Peluang usaha :
Wisata Sejarah
a. Salip Raksasa
    Terletak ± 53,18 KM dari Ibukota Bengkayang tepatnya di Desa Monterado Kecamatan Monterado, lokasi wisata tersebut terletak disebelah danau Taipi, obyek wisata ini didirikan pada zaman penjajahan Belanda.
Peluang usaha :
b. Tiang Bendera Cina
    Terletak di Desa Monterado Kecamatan Monterado dan dapat dikunjungi dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, tiang bendera cina ini didirikan pada tahun 1776 tepatnya pada zaman konfrontasi cina, obyek sejarah ini dari Ibukota Bengkayang ± 53,18 KM.
Peluang usaha :
c. Benteng Belanda
    Benteng ini dibangun oleh Belanda di puncak Gunung Vandreng dalam bentuk beton terowongan dengan kedalam ± 5 – 6 M. Obyek ini terletak dijalur Bengkayang – Singkawang dan dapat dikunjungi dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak tempuh dari Ibukota Bengkayang ± 17 KM.
Peluang usaha :
Goa Romo
    Terletak ± 51 KM dari Ibukota Bengkayang, obyek unggulan ini berupa goa alam dengan ciri khas ada kolam didalam goa tersebut ; dapat dikunjungi dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.
Peluang usaha :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar